Limbah Padat Organik

Limbah Padat Organik

Berdasarkan Bahayanya

Limbah yang tidak mengandung zat berbahaya dan tidak berpotensi merusak lingkungan jika dikelola dengan baik.

Ini adalah jenis limbah yang sangat khusus karena mengandung zat atau komponen yang bisa membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Limbah B-3 dapat ditemukan dalam berbagai bentuk dan dihasilkan dari berbagai aktivitas. Beberapa contoh limbah B-3 yang umum di antaranya adalah limbah dari industri kimia seperti pelarut organik, asam kuat, basa kuat, dan logam berat. Fasilitas kesehatan juga menghasilkan limbah B-3, seperti jarum suntik bekas, darah, dan limbah farmasi. Barang-barang sehari-hari seperti baterai bekas mengandung logam berat berbahaya seperti merkuri dan kadmium. Cat bekas mengandung senyawa organik volatil (VOC) yang dapat mencemari udara, sementara lampu fluorescent mengandung merkuri yang berbahaya jika pecah.

Membedakan jenis-jenis limbah padat sangatlah penting, terutama dalam hal pengelolaan lebih lanjut karena setiap jenis limbah memiliki cara pengelolaan yang berbeda. Limbah organik bisa diolah menjadi kompos, limbah anorganik bisa didaur ulang, sedangkan limbah B-3 harus dikelola secara khusus agar tidak mencemari lingkungan.

Proses Sampling Limbah Padat

Kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi produk pangan dan bahan pangan aman serta sehat memunculkan industri pertanian dengan budidaya pertanian bebas bahan kimia sintesis seperti CV. Komunika Karya Anteronusa, yakni industri pensuplai buah dan sayuran organik. Dalam pengadaan produk, tentunya pada industri ini melakukan serangkaian kegiatan produksi dimana hasil dari produksi berupa produk keluaran utama dan bahan sisa. Tujuan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui jumlah bahan sisa yang masih bisa dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Jumlah limbah tersebut digunakan sebagai acuan perancangan bisnis pemanfaatan bahan sisa produksi untuk dijadikan produk samping berupa kompos. Limbah padat sayuran organik dapat diolah menjadi pupuk kompos bokashi padat. Pembuatan pupuk bokashi padat dapat dilakukan dengan metode sederhana dengan waktu yang relatif singkat. Pembuatan kompos bokashi padat menggunakan EM4 (Efektif Mikroorganisme 4) sebagai bioaktivator yang mempercepat proses pengomposan. Dengan melakukan pengolahan, kemudian dapat dilakukan analisa kelayakan finansial untuk mengetahui nilai tambah yang bisa diperoleh. Analisa kelayakan finansial tersebut adalah : ROI (Return On Investment), analisa BEP (Break Event Point), PP (Payback Periode), dan NPV (Net Present Value) serta analisa sensitivitas. Pupuk kompos bokashi padat yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah padat sayuran organik berhasil dibuat dengan spesifikasi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-7030-2004 yaitu bertekstur dan berwarna seperti tanah. Produk kompos ini laik dijadikan produk samping yang menghasilkan nilai tambah dengan harga jual yang mampu bersaing di pasaran. Pemanfaatan limbah padat sayuran organik ini dapat dijadikan proyek bisnis yang memberi dampak baik dan manfaat bagi industri dan lingkungan. Salah satu bentuk manfaat untuk industri adalah sebagai upaya evaluasi perbaikan terhadap pengolahan limbah yang berkaitan dengan sanitasi perusahaan. Perusahaan dapat melibatkan masyarakat dengan mengadakan program CSR (Corporate Social Responsibility) untuk menjalankan proyek bisnis pembuatan pupuk kompos bokashi padat dari limbah perusahaan yang tidak terolah selama ini.

Awareness of the importance of a healthy lifestyle by consuming food products and food ingredients bring safe and healthy agricultural industry with chemical-free agricultural cultivation synthesis such as CV. Komunika Karya Anteronusa , namely industrial supplier of organic fruit and vegetables. In the procurement of products, of course, in this industry carry out a series of production activities where the results of the production output in the form of primary products and residue. The purpose of this practical work is to determine the amount of residue that can still be harnessed into a product that has added value. The amount of waste is used as a reference design of business utilization of waste materials for the production of compost used as a side product. Solid waste organic vegetables can be processed into solid Bokashi compost. Bokashi solid fertilizer can be done with a simple method with a relatively short time. Bokashi composting solid using EM4 (Effective Microorganisms 4) as a bio-activator that accelerates the composting process. By doing the processing, and then to do a financial feasibility analysis to determine the added value to be gained. Analysis of financial feasibility are: ROI (Return On Investment), analysis BEP (Break Event Point), PP (payback period), and NPV (Net Present Value) as well as a sensitivity analysis. Solid Bokashi compost produced from solid waste utilization of organic vegetables successfully made to the specifications in accordance with the Indonesian National Standard (SNI) 19-7030-2004 are textured and colored like soil. The compost product made worthy byproducts that produce value-added with the price that can compete in the market. Utilization of solid waste can be used as an organic vegetable business project which gives good impact and benefits for the industry and the environment. One of the benefits to the industry is an effort to evaluate the improvement of the sewage treatment relating to the sanitation company. Companies can engage the community by holding CSR (Corporate Social Responsibility) to run a business project Bokashi composting of solid waste company untreated during this time.

Kata Kunci : Limbah Organik, Kompos, Kelaikan Finansial

Limbah padat adalah bahan padat yang tidak diinginkan yang dihasilkan dari gabungan perumahan, industri dan kegiatan komersial di daerah tertentu. Hal ini dapat dikategorikan menurut asal-usulnya (dalam negeri, industri, komersial, pertanian, dll.), sesuai isinya (bahan organik, kaca, logam, plastik, kertas, dll.), atau sesuai dengan potensi bahaya dan racunnya (beracun, tidak beracun, mudah terbakar, radioaktif, menular, dll) (Ibrahim and Mohamed 2016). Sampah dipandang sebagai barang sisa dengan nilai ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keuntungan yang didapatkan dari pengelolaan sampah organik sangat minim (Diener et al. 2011). Pengelolaan limbah padat perkotaan telah muncul sebagai tantangan besar bukan hanya karena faktor kesehatan namun juga faktor lingkungan karena banyaknya limbah yang dihasilkan (Mani dan Singh 2016). Kota dengan pendapatan rendah dan rata-rata menghadapi tantangan dalam mengatur pertumbuhan jumlah sampah yang dihasilkan, khususnya fraksi organik (Mertenat et al. 2019). Tahun 2016 jumlah timbulan sampah di Indonesia mencapai 65.200.000 ton per tahun dengan penduduk sebanyak 261.115.456 orang. Proyeksi penduduk Indonesia menunjukkan jumlah yang terus bertambah dan sebagai akibatnya akan meningkatkan jumlah timbulan sampah. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2017 menyatakan bahwa jenis sampah organik di Indonesia memiliki persentase terbesar, yaitu sebesar 60% dari jumlah timbulan sampah. Tahun 2025 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 284.829.000 orang atau bertambah 23.713.544 dari tahun 2016. Jika diasumsikan jumlah sampah yang dihasilkan per tahun adalah sama maka jumlah sampah yang akan bertambah adalah sebesar 5.928.386 ton (KLHK dan Kementrian Perindustrian dalam World Bank) (KLHK 2018).

Fera, A. R., GH. Sumartono., E. W. Tini. 2019. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L) pada Jarak Tanam dan Pemotongan Bibit yang Berbeda. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, Vol. 19, No. 1 : 11-18.

Handayanto, E., N. Muddarisna., A. Fiqri. 2017. Pengelolaan Kesuburan Tanah. UB Press. Malang.

Haryono, 1989. Mineralisasi Nitrogen Dua Macam Bahan Organik pada Tiga Tingkat Pelapukan dan Dosis Urea serta Beberapa Aspek yang Dipengaruhinya pada Latosol Darmaga. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Hastuti, S., T. Martini., C. Purnawan., A. Masykur., A. H. Wibowo. 2021. Pembuatan Kompos Sampah Dapur dan Taman dengan Bantuan Aktivator EM4. Proceeding of Chemistry Converences, Vol. 6 : 18-21.

Hutubessy, J. 2013. Pengaruh Jenis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L). Jurnal Agrica, Vol. 6, No. 2: 79-89

Jamilah, 2003. Pengaruh Pupuk Kandang dan Kelengasan Terhadap Perubahan Bahan Organik dan Nitrogen Total Entisol. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara.

Kurniawan, B. 2019. Pengaruh Umur Kompos Rumah Tangga Hasil Rancang Bangun FIFO (First in First Out) dan Dosisnya dalam Media Tanam dari Lahan Pasca Tambang terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L). Jurnal Agrifor, Vol. 18, No. 2 : 217-230.

Larasati, A. A dan S. I. Puspikawati. 2019. Pengolahan Sampah Sayuran Menjadi Kompos dengan Metode Takakura. Jurnal Ikesma, Vol. 15, No. 2 : 60-68.

Laude, S dan Y. Tambing. 2010. Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Daun (Allium Fistulosum L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam. Jurnal Agroland, Vol. 17, No. 2: 144-148.

Leni, K., M. Fadil., A. Nizar. 2019. Peningkatan Produksi Tanaman Bawang Daun (Allium Fistulosum L.) Melalui Aplikasi Pupuk Organik Cair Rumput Laut (Sargassum sp) di Kota Wisata Batu. Jurnal Agrotrop, Vol. 9, No. 2: 146-153.

Mabel, J. M dan S. Tuhuteru. 2020. Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Sebagai Kompos PadaTanaman Bawang Merah(Allium Cepa Var. AgregatumL.). Agritrop. Vol. 8, No. 1: 51-59.

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.

Nurofik, M. F. I dan P. S. Utomo. 2018. Pengaruh Pupuk Urea dan Petroganik terhadap pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium Fistulosum L.) Varietas Fragrant, Vol. 3, No. 1 : 35-40.

Paiman., M. Solihuddin., Hafifah., Ismadi., Usnawiyah., Rd. V. Handayani. 2019. Pertumbuhan dan Hasil Bawang Daun Akibat Perlakuan Pupuk Limbah Kulit Kopi dan Jarak Tanam. Jurnal Agrium, Vol. 16, No. 2 : 160-165.

Pantie, F. A. S., T. A. Atikah., L. Widiastuti. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Ayam dan Urea terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun pada tanah Gambut Pedalaman. Jurnal Daun, Vol. 4, No. 1 : 29-37.

Qibitiah, M dan P. Astuti. 2016. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L) pada Pemotongan Bibit Anakan dan Pemberian Pupuk Kandang Sapi dengan Sistem Vertikultur. Jurnal Agrifor, Vol. 15, No. 2 : 249-258.

Rahmawanti, N dan N. Dony, 2014. Pembuatan Pupuk Orgnaik Berbahan Sampah Organik Rumah Tangga dengan Penambahan Aktivator EM4 di Daerah Kayu Tinggi. Jurnal Ziraa’ah, Vol. 39, No. 1 : 1-7.

Rosmarkam. A dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Subandriyo., D. D. Anggoro., Hadiyanto. 2012. Optimasi Pengomposan Sampah Organik Rumah Tanggga Menggunakan Kombinasi Aktivator EM4 dan MOL Terhadap Rasio C/N. Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 10, Issue 2 : 70-75.

Subhaktiyasa, P. G dan N. P. Sumaryani. 2020. Pemanfaatan berbagai Jenis Pupuk Berbahan Limbah Rumah Tangga terhadap pertumbuhan Tanaman. Jurnal edukasi Matematika dan Sains. 2020. Vol. 9, No. 2 : 138-146.

Suleman, D. 2014. Kesuburan Tanah Tropika Basah dan Teknologi Pemupukan. Unhalu Press. Kendari

Yusdian, Y., M. Antaralina., A. Diki. 2016. Pertumbuhan dan Hasil bawang Daun (Allium Fistulosum L.) Varietas Linda Akibat Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Urea. Jurnal Agro, Vol 3, No. 1 : 20-24.

Pernahkah Anda memperhatikan tumpukan sampah di sekitar rumah atau lingkungan Anda? Sampah-sampah tersebut sebagian besar merupakan limbah padat. Limbah padat adalah sisa-sisa aktivitas manusia yang berbentuk padat. Mulai dari kertas bekas, plastik, kaleng, hingga sisa makanan, semuanya termasuk dalam kategori limbah padat. Semakin banyak jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat konsumsi, maka semakin banyak pula limbah padat yang dihasilkan. Lantas, apa saja jenis limbah padat dan bagaimana cara mengelola limbah padat agar tidak mencemari lingkungan? Mari kita bahas lebih lanjut.

Apa yang Dimaksud dengan Limbah Padat?

Limbah padat adalah segala sesuatu yang sudah tidak kita gunakan lagi dan berbentuk padat. Mulai dari sampah rumah tangga, sampah industri, hingga sampah medis, semuanya termasuk dalam kategori limbah padat.

Limbah padat itu seperti sisa-sisa pesta. Setelah pesta meriah, pasti ada tumpukan piring kotor, sisa makanan, dan berbagai macam kemasan makanan yang berserakan. Nah, itulah contoh limbah padat dalam kehidupan sehari-hari.

Kenapa limbah padat itu penting untuk kita perhatikan? Karena jika tidak dikelola dengan baik, limbah padat bisa menjadi masalah besar, lho! Bayangkan saja jika semua sampah kita dibiarkan begitu saja. Selain membuat lingkungan menjadi kotor dan tidak sedap dipandang, limbah padat juga bisa mencemari tanah dan air, bahkan menyebabkan munculnya berbagai penyakit.

Terdapat beberapa jenis limbah padat yang dibedakan berdasarkan sumbernya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

Sampling dan Analisis Limbah Padat

Sampling dan analisis limbah padat merupakan langkah krusial dalam pengelolaan limbah. Proses ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik, kimia, dan bahkan biologis dari suatu sampel limbah. Informasi yang diperoleh dari analisis ini sangat penting untuk menentukan metode penanganan dan pengolahan limbah yang tepat.

Proses Analisis Limbah Padat

Sampling dan analisis limbah padat memiliki peranan yang sangat krusial dalam pengelolaan lingkungan. Data yang diperoleh dari analisis limbah dapat digunakan untuk menentukan metode pengolahan limbah yang paling tepat, sehingga meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, pemahaman terhadap karakteristik limbah juga penting untuk mencegah terjadinya pencemaran tanah, air, dan udara. Hasil analisis limbah dapat dijadikan sebagai bukti dalam penegakan hukum terkait pelanggaran peraturan lingkungan. Lebih jauh lagi, data-data tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi pengolahan limbah yang lebih efisien dan ramah lingkungan, sehingga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Kualitas lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama. SUCOFINDO, dengan pengalamannya yang luas dalam bidang pengujian dan sertifikasi, berkomitmen untuk membantu Anda dalam menjaga kualitas lingkungan. Dengan layanan monitoring kualitas limbah yang kami tawarkan, Anda dapat memastikan bahwa limbah yang dihasilkan oleh perusahaan Anda dikelola dengan benar dan tidak mencemari lingkungan. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.

Perbedaan Limbah Padat Domestik Dan Limbah Padat Non Domestik

Bobo.id - Penyebab pencemaran tanah bisa dikarenakan berbagai penyebab.

Sebelum mengetahui penyebabnya, teman-teman perlu mengetahui apa itu pencemaran tanah.

Pencemaran tanah adalah kondisi saat tanah mengandung bahan kimia yang bisa meracuni tumbuhan, hewan, dan manusia.

Jika tingkat pencemaran bahan kimia ini terlalu tinggi, tentu bisa mengganggu keseimbangan alam dan juga keselamatan manusia.

Lalu, apa saja penyebab pencemaran tanah ini?

Teman-teman bisa mengetahui lebih banyak tentang penyebabnya melalui penjelasan berikut ini.

Penyebab Pencemaran Tanah

Suatu wilayah bisa mengalami pencemaran tanah karena beberapa hal ini.

Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Pembela Tanah Air atau PETA

Limbah padat juga bisa jadi salah satu penyebab tanah mengalami pencemaran.

Limbah padat ini biasanya disebabkan dari limbah pabrik gula, pabrik kertas, pabrik tekstil, pabrik obat-obatan kimia, dan lain-lain.

Limbah padat ini bentuknya berupa bubur atau lumpur yang perlu dibuang oleh pabrik.

Jika limbah ini tidak diolah dengan benar dan hanya dibuang sembarangan, serta dibiarkan menumpuk.

Maka, lama-kelamaan tanah di wilayah tersebut akan menyerap bahan-bahan kimia dari limbah.

Akibatnya, tanah pun kotor oleh limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik.

Kondisi tanah pun terpengaruh dan menjadi gersang, tentunya membuat tumbuhan sulit tumbuh dengan subur di wilayah tersebut.

Selain ada limbah padat, juga ada limbah cair yang jadi penyebab pencemaran tanah.

Baca Juga: Seluruh Tanah di Dunia Mulai Terdegradasi, Apa yang Harus Dilakukan Manusia?

Biasanya, limbah cair ini dihasilkan oleh industri kimia dan logam.

Jika kegiatan industri itu tidak membuang limbahnya dengan baik dan benar. Maka, tanah di wilayah tersebut akan tercemar dari limbah cair yang dihasilkan.

Meskipun pengaruh limbah cair yang dihasilkan dari industri cukup besar, ternyata, limbah cair dari sampah rumah tangga juga bisa mencemari tanah, lo.

Contohnya, seperti air bekas cuci pakaian ataupun cucu piring yang mengandung detergen.

Limbah rumah tangga ini biasanya dibuang sembarangan dan diserap oleh tanah.

Lama-kelamaan kondisi tanah pun berubah dan tidak subur lagi akibat menyerap bahan kimia terlalu banyak.

Penyebab pencemaran tanah lainnya yaitu limbah anorganik. Limbah ini adalah sejenis limbah yang tidak bisa terurai secara alami dan mengotori kandungan tanah.

Contohnya, seperti sampah-sampah plastik pembungkus makanan, kaleng kemasan makanan, ataupun bahan lainnya yang sulit terurai dengan cepat.

Bahkan wadah-wadah plastik ini bisa menjadi sarang nyamuk penyebab penyakit.

Baca Juga: Biasanya Hanya Dijadikan Camilan atau Bahan Pelengkap, Ternyata Kacang Tanah Bisa Datangkan 5 Manfaat Ini

Oleh karena itu, limbah anorganik sebaiknya mulai dikurangi atau didaur ulang agar jumlahnya tidak berlebihan.

Limbah organik juga jadi penyebab tanah bisa tercemar, lo. Lalu, apa saja limbah organik ini?

Limbah organik bisa berasal dari feses manusia, sisa sampah dapur organik, seperti nasi, sayuran, dan buah-buahan.

Meskipun limbah organik ini lebih aman daripada limbah anorganik. Tetapi, jika jumlahnya terlalu banyak bisa memengaruhi kandungan tanah di suatu wilayah, lo.

Akibatnya, tanah pun menyebarkan penyakit dan bisa menghambat pertumbuhan tanaman.

Contohnya, pencemaran tanah yang disebabkan feses bisa membuat kualitas air tanah menurun dan mengandung bakteri penyebab penyakit.

Oleh karena itu, meskipun bisa terurai sendiri, tapi jumlah limbah organik yang terlalu banyak tetap bisa mencemari.

Untuk itu, teman-teman pun harus mengolah limbah organik ini dengan baik dan benar, agar kondisi tanah tetap subur serta sehat.

Baca Juga: Disebut Ramah Lingkungan, Benarkah Plastik Biodegradable Bisa Terurai?

Nah, itulah keempat penyebab pencemaran tanah bisa terjadi. Mulai dari yang berbahaya seperti limbah padat, hingga yang pencemarannya tergolong ringan seperti limbah organik.

Tonton video ini, yuk!

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Belajar Empati dengan Berbagi, SPK Jakarta Nanyang School Kunjungi Panti Asuhan Desa Putera

Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis limbah, khususnya membahas empat jenis limbah yaitu limbah cair, limbah padat, limbah gas, dan limbah suara. Limbah cair dijelaskan secara rinci sumbernya dan klasifikasinya, sedangkan limbah padat, gas, dan suara hanya disebutkan secara umum jenis-jenisnya beserta dampaknya terhadap lingkungan.

Limbah padat dapat diklasifikasi menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya, yaitu sampah organik mudah busuk, sampah anorganik dan organik tak membusuk, sampah abu, sampah bangkai binatang, sampah sapuan jalanan, dan limbah industri. Pengolahan limbah padat meliputi proses pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan ke darat atau laut.

Sekitar 70% limbah padat yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia setiap tahun dikirim ke tempat pembuangan sampah terbuka, yang berdampak negatif pada kesehatan lingkungan dan masyarakat setempat.

Pemerintah Indonesia terus berupaya dan berkomitmen mengembangkan strategi yang komprehensif – dari sisi kebijakan dan kapasitas kelembagaan – untuk mendukung pengelolaan sampah di tingkat lokal; peningkatan kapasitas pengelolaan limbah di perkotaan; mengurangi sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) dengan mempromosikan aksi 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan mengubah sampah menjadi energi.

Pada bulan Maret 2019, Pemerintah Indonesia merilis program nasional yang ambisius untuk pengelolaan sampah yang bertujuan mengurangi sampah plastik di laut sebesar 70% dan sampah padat sebesar 30%. Inisiatif ini adalah bagian dari Global Plastic Action Partnership, yang menggunakan model analitis inovatif untuk pengambilan keputusan berbasis data, untuk memperkirakan investasi yang dibutuhkan, tahapan waktu, jejak lingkungan dan emisi gas rumah kaca serta dampak proyek terhadap kehidupan masyarakat.

Keadaan Tanah yang Terkontaminasi Limbah Padat

Perubahan fisik, kimia, dan biologis pada tanah yang tercemar memiliki dampak yang sangat luas. Tanah yang rusak tidak hanya mengurangi produktivitas pertanian, tetapi juga mengancam kesehatan manusia dan lingkungan. Zat-zat beracun dalam tanah dapat terakumulasi dalam tubuh manusia melalui rantai makanan dan menyebabkan berbagai penyakit. Selain itu, pencemaran tanah juga dapat merusak ekosistem dan mengurangi keanekaragaman hayati.

Tanah subur yang dulu gembur dan kaya nutrisi, kini berubah menjadi gumpalan tanah keras yang sulit ditembus air. Ini adalah gambaran nyata dari tanah yang tercemar limbah padat. Limbah-limbah tersebut, seperti sisa-sisa pabrik, sampah rumah tangga, atau bahkan bahan kimia berbahaya, merusak struktur tanah sehingga menjadi lebih padat dan kurang berpori. Akibatnya, air hujan sulit meresap ke dalam tanah dan udara pun kesulitan untuk mencapai akar tanaman.

Selain itu, limbah juga mengubah komposisi kimia tanah. Zat-zat berbahaya seperti logam berat, pestisida, dan bahan kimia lainnya terakumulasi dalam tanah, mencemari sumber air tanah yang menjadi sumber kehidupan bagi banyak makhluk hidup. Perubahan pH tanah akibat limbah asam atau basa juga mengganggu keseimbangan kimia tanah, sehingga menghambat pertumbuhan tanaman. Jika limbah mengandung garam, kadar garam dalam tanah akan meningkat dan membuat tanah menjadi terlalu asin bagi sebagian besar tanaman.

Kehidupan di dalam tanah pun tak luput dari dampak buruk pencemaran. Cacing tanah dan mikroorganisme pengurai yang selama ini berperan penting dalam menyuburkan tanah, perlahan-lahan mati atau berpindah ke tempat lain. Akibatnya, proses penguraian bahan organik terhambat dan ketersediaan nutrisi bagi tanaman menjadi berkurang. Dalam kondisi yang ekstrem, hanya mikroorganisme tertentu yang mampu bertahan hidup di tanah yang tercemar, menciptakan ekosistem yang tidak seimbang.

Berdasarkan Sumbernya

Ini yang paling sering kita temui, seperti sisa makanan, kemasan makanan, kertas bekas, plastik, dan kaleng.

Limbah yang dihasilkan dari proses produksi di pabrik, seperti limbah tekstil, limbah elektronik, dan limbah kimia.

Limbah dari aktivitas pertanian, seperti sisa panen, kotoran hewan, dan pestisida.

Limbah yang dihasilkan dari fasilitas kesehatan, seperti jarum suntik bekas, perban bekas, dan limbah farmasi.

Limbah yang dihasilkan dari kegiatan konstruksi, seperti puing-puing bangunan, kayu bekas, dan sisa material lainnya.